Imigrasi Pamekasan Tangkap WNA asal Banglades dan Myanmar

Pamekasan – Imigrasi Klas II Non TPI Pamekasan berhasil menangkap dua orang warga negara asing (WNA) asal Banglades dan Myanmar, Jum’at (29/9/2023).

WNA Myanmar ditangkap usai video membuat roti canainya viral di media sosial. Berdasarkan video tersebut, tim Inteldakim Imigrasi Pamekasan melakukan penyelidikan.

Setelah diselediki, MHA sempat menjadi seorang juru masak di outlet roti canai di Kabupaten Bangkalan. Ia bekerja kepada Hj. M (inisial).

Karena hubungan keduanya mulai tidak baik soal bisnis roti canai, akhirnya MHA memilih membuka sendiri di daerah Bangkalan. Bisnisnya berjalan selama 17 hari.

Setelah itu yang bersangkutan menawarkan diri ke pelanggan untuk mencarikan seorang istri, yang kemudian dikenalkan dengan L.

“Setelah 7 hari berkenalan, MHA menikah siri dengan L sekitar tahun 2020, dan mengikuti sidang Isbat Nikah di Pengadilan Agama Bangkalan tahun 2021,” kata Kepala Imigrasi Pamekasan Imam Buhari.

Dari isbat nikah itu, MHA dan L secara resmi dan sah tercatat berdasarkan Kutipan Akta Nikah dengan nomor 247/46/VI/2021 yang dikeluarkan Kantor Urusan Agama Kecamatan Geger Bangkalan tanggal 28 Juni 2021.

Sementara WNA asal Banglades berinisial MAH. Dia datang ke Kantor Imigrasi Pamekasan berupaya ingin membuat paspor Indonesia dengan dokumen kependudukan yang dibuat di kabupaten Sampang.

Namun, rencana ingin mengelabui petugas gagal. Niat busuk MAH diketahui petugas sewaktu istri yang merupakan warga Sampang keceplosan berbahasa Inggris.

Mulannya, CF, istri MAH menyampaikan bahwa MAH mempunyai gangguan pendengaran supaya proses pembuatan paspor Indonesia berjalan lancar.

“Karena petugas curiga dan MAH berbahasa Inggris aktif, akhirnya dibawa ke Subseksi Intelijen dan Penindakan Imigrasi Pamekasan,” kata Kasi Inteldakim Imigrasi Pamekasan Agus Surono.

Menurut Agus, setelah penyelidikan, ternyata yang bersangkutan memalsukan dokumen kependudukannya, dan membuat dokumen kependudukan di Sampang dengan meminta bantuan orang lain.

“Dia bayar 2.000 ringgit Malaysia kepada orang yang diminta bantuan itu. Dia awalnya dari Malaysia kemudian ke Indonesia lewat Sumatra berdasarkan pengakuan yang bersangkutan,” ungkapnya.

Agus Surono menyebut, kedua migran tersebut nantinya akan dipulangkan ke negara masing-masing, namun masih menunggu jadwal pemberangkatan.

“Masih nunggu jadwal deportasi,” pungkasnya.