Pamekasan – Salah seorang pemilik akun Facebook atas nama Kurzawa akhirnya meminta maaf setelah menghina Bupati Pamekasan KH Kholilurrahman di akun media sosialnya.
Pemilik akun Kurzawa, nama aslinya Kurdi, warga Dusun Trebung, Desa Tobalang, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang.
Kurdi menghina Bupati Pamekasan melalui akun medsosnya dengan membagikan postingan Jigu Pranoto yang mengupload video tentang Bupati Pamekasan KH Kholilurrahman meninjau perbaikan jalan di Desa Palengaan Daya hasil swadaya masyarakat.
Kurdi memberi caption penghinaan kepada orang nomor satu di kabupaten Pamekasan. Captionnya bertuliskan “Tingla nyaman embungah deteng bupati patek reh tibeh sappen dek emmah kkeh bupati mk deteng tingla embung nyaman pola ekaloppaeh cek andik rakyat yeh spatek jreh”.
Usai melakukan penghinaan terhadap Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Matsaratul Huda Panempan Pamekasan, Kurdi yang mempunyai istri asal Desa Palengaan Laok Pamekasan, akhirnya menyampaikan permohonan maaf.
Permohonan maaf itu disampaikan langsung oleh Kurdi kepada Bupati Pamekasan KH Kholilurrahman di Mandhapa Agung Ronggosukowati, Rabu (11/5/2025) sore hari.
Sebelumnya, Jigo Pranoto salah seorang konten kreator meminta anggota DPRD Pamekasan Moh Said untuk memfasilitasi dirinya dan Kurdi untuk silaturahmi dengan Bupati Pamekasan KH Kholilurrahman.
Saat itu, Moh Said langsung meminta waktu luang kepada orang nomor satu di Pamekasan untuk silaturahmi. Bupati pun mempersilahkan.
Saat bertemu Bupati KH Kholilurrahman di Peringgitan Dalam Pendopo Bupati Pamekasan, Moh Said dan Jigo Pranoto menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf karena sebelumnya belum menyampaikan akan membawa penghinanya (bupati).
Di hadapan Bupati KH Kholilurrahman, Kurdi menyampaikan permohonan maaf. Ia mengaku apa yang ditulisnya adalah bentuk kekhilafan, tidak pantas, dan menyinggung banyak pihak.
“Saya menyesal dan menyadari kesalahan saya. Saya mohon maaf kepada Bupati Pamekasan dan seluruh masyarakat atas pernyataan saya yang kasar di media sosial dan saya berharap bisa meminta maaf secara langsung pada Bupati Pamekasan,” ungkap Kurdi.
Menanggapi permintaan maaf tersebut, Bupati Pamekasan menunjukkan sikap yang patut dicontoh. Ia menerima permintaan maaf itu dengan lapang dada dan mengimbau agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Saya memaafkan dengan tulus. Namun mari kita jadikan ini sebagai pelajaran bersama. Jaga etika dan tutur kata, apalagi di ruang digital yang bisa diakses siapa saja. Media sosial adalah cermin dari diri kita. Jangan sampai kita kehilangan nilai sebagai orang yang beradab,” kata Bupati Pamekasan KH Kholilurrahman.
Beliau juga mengajak masyarakat, khususnya warganet, untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan senantiasa menjaga persaudaraan serta keharmonisan antar warga Madura, khususnya Pamekasan.