Pamekasan – Politeknik Negeri Malang (Polinema) memberikan hibah teknologi budidaya kepiting bakau model silvofishery, fish dehydrator machine, dan revegetasi hutan mangrove kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sabuk Hijau di Ekowisata Mangrove Desa Lambung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Madura, Rabu (2/7/2025).
Fish Dehydrator Mesin (mesin pengering ikan) buatan Polinema tersebut multifungsi, baik sebagai alat pengasap (smoked fish machine), pengering (fish dehydrator), dan penggoreng ikan (air dried frying). Bantuan ini diharapkan dapat memudahkan dan memberdayakan kelompok masyarakat, sehingga dapat meningkatkan potensi perikanan di daerah tersebut. Tidak hanya dapat dijual dalam bentuk ikan segar tetapi dalam bentuk olahan ikan yang dapat meningkatkan nilai tambah produk perikanan.
Bantuan mesin pengering ikan ini salah satu cara kampus Polinema (Politeknik Negeri Malang) berkontribusi langsung kepada masyarakat melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Melalui Revitalisasi Kawasan Ekowisata Mangrove Lembung”.
Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Polinema Ach Muhib Zainuri mengatakan bahwa bantuan hibah mesin kepada Pokdarwis Sabuk Hijau ini kedua kali yang dilakukan oleh kampus Polinema.
“Tahun lalu kami memproduksi smoke fish machine (mesin pengasap ikan), kemudian yang kedua fish dehidrator masin (mesin pengering ikan),” kata Ketua PPM Polinema Ach Muhib Zainuri.
Dengan bantuan Fish Dehydrator Mesin yang diberikan ini, Muhib berharap dapat meningkatkan produktivitas dan peningkatan ekonomi terhadap masyarakat di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan.
“Dengan optomalisasi proses pengolahan mesin Fish Dehydrator ini Pokdarwis Sabuk Hijau mampu meningkatkan produktivitas dan kreativitasnya dalam memanfaatkan alat tersebut sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Muhib menyebut, selain memberikan bantuan berupa alat Fish Dehydrator Mesin, pihaknya bersama Tim PKM Polinema memberikan bantuan berupa pembangunan budidaya kepiting bakau dengan model Silvofishery.
Budidaya kepiting model silvofishery ini merupanan sistem budidaya perikanan yang mengintegrasikan penanaman mangrove di area tambak atau lahan budidaya perikanan. Sistem ini bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara kegiatan perikanan dan kelestarian lingkungan, khususnya ekosistem mangrove.
“Kami memahami bahwa di Madura itu kebanyakan perikanan tangkap, nah kami ingin membuat model perikanan budidaya, sehingga para nelayan tidak menggantungkan keadaan alam. Artinua, Ketika mereka tidak bisa melaut, maka ada cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan atau penghasilan lain dari kegiatan budidaya,” terangnya.
Dikatakan dosen Polinema ini, budidaya model silvofishery ini menjadi satu-satunya untuk budidaya kepiting di lokasi budidaya mangrove di Pulau Madura.
Pria asal Bangkalan ini menambahkan, bantuan teknologi kepiting bakau model silvofishery yang dihibahkan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sabuk Hijau berukuran 6 x 20 x 4 m, dan telah disebar sebanayk 100 ekor bibit kepiting bakau ukuran sedang.
“Sementara kemaren yang kami lepas sebanyak 60 ekor, dan sisanya sebanyak 40 ekor kami lepas hari ini. Jadi memang secara teori itu kepitingnya kecil, tapi kami pilih yang sedang, dengan demikian panennya lebih singkat,” tambahnya.
Ia berharap kepada seluruh pengabdi dosen di Polinema bisa melihat potensi yang ada di kabupaten Pamekasan secara keseluruhan, karena pihaknya punya MoU dengan Pemkab Pamekasan mulai dari tahun 2022 sampai tahun 2027.
“MoU itu tentang kerjsama pembangunan daerah dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan sumber daya,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Sabuk Hijau Slaman mengucapkan banyak terima kasih kepada tim pengabdi masyarakat dari Politeknik Negeri Malang yang masih memberikan kepercayaan.
“Terima kasih kepada bapak ibu sekalian karena masih memberikan kepercayaan kepada kami dengan memberikan bantuan alat yang kedua kalinya dengan fungsi yang berbeda,” ucapnya.
Menurutnya, kedua bantuan alat yang diberikan oleh Polinema cukup membantu terhadap masyarakat di Desa Lembung, khususnya Pokdarwis Sabuk Hijau.
“Bantuan mesin ini cukup membantu kami dan masyarakat sekitar. Selain diberi alat, kami juga diberikan bantuan berupa budidaya kepiting bakau dari Polinema,” pungkasnya.